Menaiki Tangga Ketaqwaan, Khutbah Idul Fitri oleh Ust. Ali Wafa, Lc, Dewan Syar’i Kuttab al-Fatih Malang
الحمد لله الذي خلق الإنسان في أحسن تقويم وفضله على كثير من خلقه بالعقل السليم وهداه بدينه إلى طريق مستقيم والحمد لله الذي سهل لعباده الصيام والقيام وقراءة القرآن الكريم أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ؛ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صلَّى اللهُ عليه وعلى آلهِ وصحبِهِ الكرامِ. أما بعد.
الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر، ولله الحمد، الله أكبر كبيراً، والحمد لله كثيراً، وسبحان الله بكرة وأصيلاً، الله أكبر كل ما صام صائم وأفطر، الله أكبر كلما لاح صباح عيد وأسفر، الله أكبر كلما لاح برق وأنور، الله أكبر كلما أرعد سحاب وأمطر.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan semua makhluk, yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan kebaikan. Dialah Allah, Yang Maha Awal tanpa permulaan, Yang Maha Akhir tanpa penghujung, dan Yang Maha Abadi tanpa perubahan.
Shalawat dan salam semoga terus terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Pembawa cahaya yang menerangi jalan hidup ummat manusia, kepada keluarga dan para sahabat radiallahu anhum.
Ma
asyiral Muslimin Rarahimakumullah.
Hai ini adalah hari yang sangat mulia . hari iedul fitri ( kembali kepada fitrah ) dimana kaum muslimin di seluruh dunia melantunkan kalimat Takbir, Tahmid, Tahlil dan Tasbih secara serentak di semua tempat dan semua keadaan.
Kita di Indonesia dalam keadaan tenang, tentram, berlimpah kenikmatan; makanan tersedia, pakaian bisa memilih yang disukai, berkumpul dengan sanak kerabat dan teman kita bertakbir. Bertahmid, bertahlil, dan bertasbih kepada Allah.
Di belahan dinia lain ada saudara-saudara kita di Palestina yang hari ini keadaannya tidak seperti kita di Indonesia. Rumah rumah mereka dihancurkan oleh zionis Israel lanatullahi
alaihim, mereka dihujani dengan rudal, ditembaki dan dilempari Bom, ribuan orang menjadi syuhada, para wanita dan anak anak mereka dibunuh dan ribuan masjid dihancurkan. Mereka yang masih hidup hari ini, dalam kondisi tidak punya rumah, tidak ada masjid, tidak ada makanan, tidak ada pakain baru bahkan tidak ada kerabat tidak ada teman, Namun, di hari ini dengan lantang mereka pun Bertakbir, bertahmid, bertahlil dan bertasbih kepada Allah.
Hari ini adalah hari dimana kaum muslimin di seluruh dunia dengan berbagai kondisinya menyatakan ikrar yang sama bahwa yang besar yang agung hanyalah Allah, Allahu Akbar. bahwa yang pantas dan layak untuk dipuji adalah Allah, Alhamdulillah. Bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk disembah dan ditaati kecuali Allah, Laa ilaaha illallah. Bahwa yang suci dan sempurna tanpa cacat adalah Allah, Subhanallah.
Ma
asyiral Muslimin Rarahimakumullah.
Jika kalimat kalimat thayyibah ini tidak hanya berhenti pada lisan-lisan kita tetapi merasuk kedalam diri menjadi Ruh, pola pikir dan menjadi gaya hidup kita maka pasti ummat ini akan naik ke puncak kebesaran dan kemuliaannya.
Jika kalimat Allahu Akbar, Allah maha besar tidak hanya nyaring diteriakkan, tetapi diikuti dengan membesarkan syariat-syariat-Nya dalam kehidupan sehari hari, membesarkan iman dan ilmu, maka pasti ummat ini menjadi ummat yang mampu melakukan hal hal besar, melahirkan karya-karya besar dan manfaat yang besar.
Jika kalimat Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tidak hanya sebagai ucapan formalitas tetapi dibuktikan dengan menampilkan sikap, sifat dan prilaku terpuji dalam kehidupan sehari hari, maka ummat ini pasti menjadi teladan bagi bangsa lain.
Bila kalimat laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu tidak hanya menjadi buah bibir tetapi juga diwujudkan dalam bentuk ketaatan total kepada Allah, tidak tunduk kecuali kepada aturan Allah, tidak berhukum kecuali dengan hukum Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam segala hal maka pasti ummat ini menjadi ummat yang ditolong oleh Allah, menjadi umat yang kokoh dan pasti memimpin dunia.
Jika kata subhanallah, maha suci Allah tidak sebatas dibaca sehari-hari, tetapi juga dilanjutkan dengan usaha mensucikan diri, hati, dan perbuatan kita dari hal hal tercela dan hina maka umat ini pasti menjadi umat yang berwibawa dan dihormati.
Ma`asyiral Muslimin Rarahimakumullah
Satu bulan penuh kita berpuasa, menahan syahwat, tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri di siang hari ramadhan, menahan amarah, menahan semua keinginan-orang buruk.
Kita juga melaksanakan berbagai amal-amal shalih dalam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan ridho Allah. Maka sesungguhnya itu semua adalah latihan latihan yang Allah berikan kepada kita agar kita naik levelnya menjadi orang orang yang bertaqwa (لعلكم تتقون).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Maasyiral muslimin rahimakumullah
يتقون adalah kata kerja atau fi
il mudhoriyang dalam bahasa arab fungsinya untuk sekarang dan yang akan datang, maka taqwa yang diinginkan Allah dari orang-orang yang berpuasa adalah taqwa dalam sepanjang waktu. Ibadah puasa sesungguhnya dimaksudkan oleh Allah sebagai media latihan orang-orang yang beriman untuk menjadi pribadi yang bertaqwa dalam setiap waktu, di semua tempat dan dalam berbagai keadaan. Sebagaimana Nabi bersabda: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ Dari Abu Dzar ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi swa sallam pernah bersabda kepadaku: “Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Ma
asyiral Muslimin Rahimakumullah
Taqwa seperti apa yang harus dimiliki oleh kita yang sudah mengikuti madrasah Ramadhan? Bagai-mana cara kita mengetahui kalau kita sudah bertaqwa? Mari kita simak dialog antara dua sahabat mulia, umar bin khatab dan Ubay bin kaab radiallahu
anhuma :
وقد قيل إن عمر بن الخطاب رضي الله عنه سأل أبي بن كعب عن التقوى، فقال له: أما سلكت طريقاً ذا شوك. قال: بلى. قال: فما عملت. قال: شمرت واجتهدت
Diriwayatkan pula bahwa pada suatu ketika Umar bin Khattab bertanya kepada Ubai bin Ka’ab tentang Taqwa. Wahai ubay, menurutmu apa itu taqwa? Ubai balik bertanya: “Apakah anda pernah melewati jalan yang banyak durinya”? “Pernah” Jawab Umar. Ubai bertanya kembali: ”Bagaimana ketika anda mele-watinya?” Umar menjawab: “Saya bersungguh- sungguh serta berhati-hati sekali supaya tidak kena duri”. Ubai akhirnya mengatakan : “Itulah arti Taqwa yang sebenar-benarnya”.
Kalau kita renungkan dialog umar di atas kita akan paham bahwa yang duri itu adalah perumpamaan dari larangan Allah atau perbuatan dosa, sedangkan jalan itu adalah kehidupan. Maka yang dimaksud dengan taqwa adalah kita berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini agar tidak melakukan yang diharamkan Allah, agar kita tidak terjerumus kedalam dosa.
Ibnu Al Mu’taz berkata :
خل الذنوب صغيرها وكبيرهـا ذاك التقــي
واصنع كماش فوق أرض الشوك يحذر ما يرى
لا تحقـرن صغـيرة إن الجبال من الحصـي
“Tinggalkan dosa-dosa kecil dan yang besar, dan itulah taqwa. Berbuatlah bagai orang yang melangkah di atas tanah berduri, berhati-hati dengan apa yang dilihat. Janganlah engkau meremehkan dosa kecil, sesungguh-nya gunung itu berasal dari batu kerikil.”
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Setelah kita dilatih oleh Allah sebulan penuh berpuasa, dengan limpahan kebaikan dan keberkahan, mari kita ukur diri kita setelah ramadhan ini, apakah sudah naik level menjadi pribadi yang bertaqwa atau tidak. Caranya kita lihat cara hidup kita semakin berhati hati dari yang dilarang apa tidak, semakin menjauhi yang haram apa tidak. Kalau hati kita semakin peka ketika ada kebaikan tertarik dan melakukannya, ketika ada yang haram benci dan meninggalkannya, maka berbahagialah karena kita termasuk dari golongan orang-orang yang naik ke tangga ketakwaan. جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِن المتقين وجعلنا الله وإياكم من العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بَخَيْرٍ Ma
as Ma`asyiral Muslimin Rarahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ×٧، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. واعلموا أن الله أمركم بامر بدأ فيه بنفسه فقال تعالى:“إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.