Sedekah di bulan suci ramadhan
Berita  

Peringati Hari Pendidikan Nasional, SD Plus Muhammadiyah 1 Waru Pamekasan Gelar Study Tour ke Musium dan Keraton Sumenep

Peringati Hari Pendidikan Nasional, SD Plus Muhammadiyah 1 Waru Pamekasan Gelar Study Tour ke Musium dan Keraton Sumenep
banner 120x600
Sedekah di bulan suci ramadhan

Oleh: Sulfaini

Hari Pendidikan Nasional diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Penetapan ini untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara yang sangat berjasa dalam memajukan pendidikan di Indonesia, sehingga beliau mendapatkan gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Di era kolonial dulu, di bawah kebijakan Hindia-Belanda, Ki Hajar Dewantara dengan nama asli Raden Mas Soewardi sangat mengkritik terhadap kebijakan Hindia-Belanda tentang pendidikan yang dianggap tidak adil karena terlalu menguntungkan rakyat yang memiliki strata tinggi dan semakin melemahkan rakyat yang memiliki strata rendah.

Perjuangan beliau dalam melawan sistem kolonialisme tersebut membuatnya diasingkan ke belanda. Namun semangat Ki Hajar tidak padam sama sekali. Setelah dari pengasingan beliau mendirikan taman siswa sebagai lembaga pendidikan yang berlandaskan filosofi, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Dalam dunia pendidikan filosofi tersebut menggambarkan bahwa seorang pendidik harus bisa menjadi teladan, menjadi motivator dan menjadi pendorong bagi peserta didiknya agar terus maju.

Dalam memperingati hari pendidikan nasional, SD Plus Muhammadiyah 1 Waru mengadakan Study Tour ke museum dan keraton yang ada di Sumenep. Study tour ini melibatkan siswa kelas 6 yang didampingi oleh Guru SD Plus Mutu.

Study tour kali ini berkonsep “Pengenalan Sejarah Kerajaan di Madura” dengan tujuan wisata, Musium, Keraton dan Masjid Jami’ yang ada di Sumenep dengan tujuan untuk mengenalkan kepada siswa bahwa di sekitar daerah mereka tinggal masih ada sebuah tempat peninggalan kerajaan yaitu Sumenep yang jaya pada masanya.

“Di era modern ini, saya rasa mempelajari sejarah sangat penting sebab anak milenial biasanya sudah tidak terlalu respect pada sejarah. Dengan menjelajahi museum dan keraton siswa tidak hanya berwisata saja, namun juga mendapatkan ilmu. Hal ini juga untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei,” kata ustaz Hafid selaku koordinator Study tour.

Sebelum memasuki museum dan keraton, kata dia, para siswa diperintah berkumpul terlebih dahulu untuk mendengarkan penjelasan dari guru dan pemandu touring Pemandu tersebut menjelaskan bahwa akan ada 5 tempat yang akan dikunjungi, Yaitu Musium, Pendopo Keraton, Mandi Rasa, Keraton Dalem serta terakhir di Tama Sare.

Setiap memasuki dan menelusuri tempat-tempat yang ada di sana, guru dan pemandu wisata menjelaskan bagaimana sejarahnya, nama-namanya serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan beberapa guru.

“Para siswa sangat antusias mendengarkan dan melihat benda-benda sejarah yang ada disana, apalagi oleh para guru mereka sudah dikantongi satu lembar kertas kecil yang berisi list-list benda yang harus di contreng ketika melihat benda tersebut di museum dan keraton serta daftar tempat yang dikunjunginya,” ungkapnya.

“Sehingga para siswa bisa lebih fokus mendengarkan penjelasan, melihat benda-benda dan membaca petunjuk dan nama-nama benda yang sudah tertera di sana,” paparnya.

Pelaksanaan study tour ke museum dan keraton juga sesuai dengan nilai-nilai profil pelajar Pancasila. Contohnya, yaitu ketika siswa bertanya tentang beberapa sejarah atau benda-benda yang ada di museum dan keraton masuk pada nilai pelajar Pancasila point bernalar kritis.

Kemudian ketika siswa mempelajari tentang penjelasan budaya-budaya yang berada di museum dikaitkan dengan budaya di tempat mereka tinggal terdapat perbedaan hal ini juga masuk pada nilai pelajar Pancasila poin berkhinnekaan global.

Khalfan sebagai salah satu peserta Study tour memaparkan bahwa study tour ke museum dan keraton ini sangat seru. “Saya bisa belajar banyak hal tentang sejarah sesuai dengan saya yang suka pelajaran IPS,” ucapnya.

“Dan hal ini nantinya bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk terus bisa mengenal sejarah dan melestarikan Budaya yang ada, Khususnya di Madura,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *