Sedekah di bulan suci ramadhan
Kajian  

Personal Branding; Marwah dan Muruah Bersanding

banner 120x600
Sedekah di bulan suci ramadhan

Oleh : Drs. Mulyono, MA *)

“Hai Ahli Kitab, marilah [berpegang] kepada suatu kalimat [ketetapan] yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka ; saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri [kepada Allah]” [QS. Ali ‘Imran [03] ayat 64].


Ayat diatas mengandung pemantik ‘personal branding’, dengan menampilkan diri dengan kapasitas hebat, pribadi berintegritas dan karakter bermartabat. Bukan sekedar tampil untuk pamer pencitraan, tapi lebih kepada membangun potret jati diri yang sebenarnya.


Personal branding diartikan oleh Peter Montoya dan Vandehey dalam karyanya The Personal Branding Phenomenon, “sebagai sebuah cara untuk mengendalikan pandangan orang lain mengenai pribadi kita dan memberikan ‘peluang’ menunjukkan keunikan diri yang diharapkan bisa menambah ‘nilai jual’ identitas kita”. “Personal branding” sebuah usaha untuk membangun pribadi dan citra diri ke public, baik melalui baliho, banner dan medsos dengan tujuan untuk menarik perhatian dan simpati.


Seorang muslim membangun ‘personal branding’ dengan menyandingkan marwah dan muruah dalam kehidupan. Marwah adalah nama baik dan kehormatan diri dengan membingkai diri dengan kemuliaan [izzah] dan menahan diri [iffah] dari dorongan nafsu. Hadits Rasulullah saw, “Kemuliaan orang mukmin ada pada agamanya, kehormatannya ada pada akalnya, sedangkan keutamannnya ada pada ahlaknya”.


Muruah adalah menjaga kehormatan diri dengan sifat mulia dan menjauhkan dari perilaku tercela. Hasan al-Basri dalam Risalah al-Ikhlas, mengartikan muruah, “seseorang yang memperbaiki urusan agama, menggunakan harta dengan benar, menebar kedamaian dan mencintai sesama”. Imam Al-Ghazali dalam risalahnya al-Adab fi al-Din menuturkan, bahwa “kemuliaan dengan menjaga hati berpegang teguh kepada agama, tidak takabur, tidak berpakaian sedemikian rupa dan mendramatisasi keadaan yang sebenarnya dan bersifat qanaah”.

Personal branding seorang muslim dengan menyandingkan marwah dan muru’ah, bukan tebar pesona dan tampil performa yang dibuat-buat hanya karena meraih kepentingan sesaat !

*) Penulis adalah Kepala KUA Kecamatan Tlanakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *