Sedekah di bulan suci ramadhan
Opini  

Kontribusi IMM dalam Membentuk Kader Berjiwa Agility Leadership untuk Terwujudnya Sustainable Society Indonesia di Era 4.0

banner 120x600
Sedekah di bulan suci ramadhan

Oleh : Safinatul Lailiyah (Pengurus PC IMM Pamekasan)

Negara Indonesia sedang memprogres pembangunan masyarakat yang berkelanjutan (sustainable society) di era revolusi industri 4.0 hari ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan pengetahuan, teknologi serta informasi yang meliputi segala aspek dalam kehidupan masyarakat yang tak luput dari digitalisasi. Pemerintah juga membuat kebijakan pembangunan serta birokrasi yang dilakukan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa agar menjadi negara yang lebih maju dan masyarakat yang memiliki pembangunan berkelanjutan. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, Kartu Tanda Penduduk (KTP) tidak lagi berfungsi seperti dulu yang hanya kartu yang digunakan untuk mengurus berkas administrasi ke kelurahan atau kantor saja, tetapi berkembang sebagai syarat registrasi kartu perdana yang berbasis elektronik. Dan masih banyak contoh lain yang ditemukan dalam kehidupan. Hal tersebut tidak lepas dengan keberadaan lingkungan.

Pembangunan masyarakat berkelanjutan tidak terlepas dari adanya peran ekologi. Dengan adanya ekologi ini mampu mengetahui dampak pembangunan yang dilakukan terhadap lingkungan alam dan sosial. Hal tersebut untuk menanggulangi dampak negatif dari pembangunan yang bersifat eksploitatif sehingga merugikan lingkungan. Dalam hal tersebut dibutuhkan keseimbangan dan keselarasan pembangunan sosial, fisik, manusia, ekonomi, maupun lingkungan. Banyak permasalahan dan problematika yang ditimbulkan akibat tidak mempedulikan terhadap ekologi tersebut.

Seiring berkembangnya waktu dan zaman, laju perkembangan semakin pesat dunia hari ini memasuki era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity). VUCA merupakan kepanjangan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambiguity (tidak jelas).VUCA secara singkat dapat diartikan sebagai perubahan terjadi penuh dengan ketidak pastian. Hal tersebut menjadi tantangan bagi masyarakat untuk beradaptasi dalam kondisi saat ini agar menjadi lebih lincah, efisien, cekatan,dan cepat di masa pembangunan berkelanjutan ini. Dibutuhkan generasi pemuda selaku calon pemimpin masa depan yang mampu mengahadapi ha tersebut.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi mahasiswa yang menjadi sarana berkembang dan berproses pemuda akademisi berupaya untuk mencetak kader yang berjiwa kepemimpinan mengikuti perkembangan zaman. IMM sebagai kawah candradimuka turut berkontribusi dalam membentuk kader yang berjiwa kepemimpinan yang tangkas dan cekatan (Agile Leadership) sesuai untuk menjawab tantangan saat ini. Hal ini dapat diwujudkan dalam program serta kegiatan yang diterapkan dalam perkaderan sehari-hari.

Berdasarkan dalam firman Allah yang tertera dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 yang artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah/ 2: Ayat 30).

Ayat tersebut jika dihubungkan dengan realitas zaman sekarang bahwa manusia memiliki tugas sebagai pemakmur bumi dengan melakukan pembangunan berkelanjutan. Dan di dalam ayat tersebut juga memiliki arti manusia memiliki tanggung jawab dalam memimpin dan mengelola kesejahteraan lingkungan sekitar sehingga terciptanya Baldatun thayyibatun wa rabbun Ghafur.

Adanya era VUCA dengan problematika yang meliputi berbagai bidang yang mengharuskan untuk bergerak cepat, tangkas, efisien dan cekatan. Dalam menghadapi pergejolakan (vutality) dibutuhkan fleksibilitas sehingga mampu menghadapi mengatasi pergolakan keadaan yang terjadi. Dalam menghadapi ketidakpastian (uncertainly) dengan memahami sehingga mampu mengerti tentang keadaan seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi. Dalam menghadapi kompleksitas (complexity) dibutuhkan membangun koneksi supaya mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik dan benar, serta mengatasi ambiguitas (ambiguity) dibutuhkan kelincahan sehingga mampu bersifat jelas dan tegas dalam mengambil keputusan, tanpa adanya perbedaan penafsiran yang menyebabkan kekacauan.

Untuk menjawab hal tersebut, IMM turut kontribusi penting dalam membentuk kader yang menjawab kebutuhan bangsa. Dalam trilogi IMM sebagai arah penentu gerak yang berisi tentang tiga komponen penting berupa kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan serta tri kompetisi dasar yang berisi tentang religiusitas, humanitas,dan intelektualitas menjadi dasar pencetak kader yang berjiwa kepemimpinan yang baik dan cekatan.

Melalui kegiatan perkaderan dasar dan perkaderan khusus yang tetera dalam kurikulumnya secara tidak langsung menanamkan kepada setiap individu kader agar memiliki dasar yang kuat dalam terjun ke lingkungan sekitar. Berjiwa religius, mampu menganalisa keadaan dan lingkungan terkini, serta memiliki kepekaan sosial merupakan ciri khas kader IMM.

Contoh kegiatan real yang dapat dilihat yaitu beberapa program yang dilakukan di Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IMM di masing-masing tempat. Kegiatan tersebut baik berupa forum formal (seperti seminar, kajian ilmiah,bedah buku, dan sejenisnya) maupun kegiatan non-formal (seperti bakti sosial, kerja bakti, santunan anak yatim, dan sejenisnya) pasti tidak terlepas dari ketiga trilogi dan tri kompetensi dasar tersebut. Tersebut semakin memperkuat bukti bahwa IMM mampu berupaya membentuk kader yang memiliki jiwa agile leadership untuk menjawab tantangan zaman di era VUCA untuk membangun sustainable society di Indonesia.

IMM memiliki kontribusi penting dalam mencetak kader yang berjiwa agile leadership untuk menjawab tantangan di era VUCA. Hal tersebut diwujudkan dalam kurikulum perkaderan dasar dan perkaderan khusus, serta program kerja yang terdapat di Pimpinan Cabang maupun Pimpinan Daerah yang tidak terlepas dari trilogi dan tri kompetensi dasar IMM sehingga mampu mewujudkan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Society) di negara Indonesia pada era revolusi industri 4.0.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *