Sedekah di bulan suci ramadhan
Opini  

Refleksi Milad IMM Ke-60 Tahun : Mengenal Lebih Dekat dengan Jas Maroon

banner 120x600
Sedekah di bulan suci ramadhan

Oleh: Safinatul Lailiyah*

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) telah menginjak usia yang ke-60 tahun pada tanggal 14 Maret 2024. Artinya, hampir setengah abad lebih IMM hadir mewarnai kehidupan dalam organisasi kemahasiswaan. Ciri khas yang melekat sekaligus menjadi pembeda di antara organisasi mahasiswa lainnya adalah mengusung ideologi Islam berdasarkan ke-Muhammadiyah-an. Hal tersebut tertera dalam tujuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah : “Terbentuknya akademisi muslim yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”.

Dilihat dari prespektif historis, IMM pertama kali didirikan di Yogyakarta, 14 Maret 1964 M bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1384 H. Tokoh pendiri IMM, yaitu Djazman Al-Kindi, Soedibyo Markus, Rosyad Saleh, dan Margono. Hal yang melatarbelakangi IMM muncul dan diciptakan, salah satunya, yaitu membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan bangsa, umat, dan persyarikatan.

Dengan motto “Anggun dalam Bermoral, Unggul dalam Intelektual” selalu digaungkan dan dijadikan slogan dalam berkegiatan IMM. Dalam realisasi tujuan IMM berpedoman pada religiusitas, intelektualitas, dan humanitas yang disebut sebagai Tri Kompetensi Dasar. Sedangkan arah gerak IMM berada pada keagamaan, kemasyarakatan dan kemahasiswaan. Oleh karenanya, IMM tidak hanya bergerak dalam aspek berdialektika di forum kampus saja, tetapi juga tidak melupakan unsur kegamaan yang menjadi dasar serta kemasyarakatan sebagai agen perubahan.

Selain daripada itu, IMM merupakan organisasi perkaderan yang bertujuan untuk mencetak kader-kader yang unggul dan memiliki loyalitas dan komitmen terhadap organisasi. Mulai dari perkaderan pokok, seperti Darul Arqom Dasar (DAD) , Darul Arqom Madya (DAM), dan Darul Arqom Paripurna (DAP). Ada juga perkaderan khusus mulai dari Pelatihan Instruktur dasar (PID), Pelatihan Instruktur Madya (PIM), dan Pelatihan Instruktur Paripurna (PIP). Dalam perkaderan yang bersifat berjenjang sehingga kader IMM dapat berproses sesuai dengan kapasitas dan sistematis.

Setelah mengulas sedikit tentang ke-IMM-an secara general, dapat kita simpulkan bahwa IMM merupakan salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom) yang anggotanya merupakan mahasiswa dan mahasiswi. Sudah selayaknya sebagai IMMawan/IMMawati mengenal ikatan sehingga dapat menumbuhkan ghirah untuk mengembangkan dan beramal melalui ikatan tercinta, sehingga dapat turut serta turut dalam membangun bangsa dan ummat melalui keilmuan dan aksi nyata seperti dalam sebutan mahasiswa sebagai “The Agent of Change” dan penerus peradaban bangsa.

Sudahkah kita mengenal IMM?
Sudahkah kita mencintai IMM?
Sudahkah kita menjadi kader IMM secara Kaffah?

*Penulis merupakan kader IMM Pamekasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *