Sedekah di bulan suci ramadhan

Senantiasa Berbuat Baik, Apapun Kondisinya

banner 120x600
Sedekah di bulan suci ramadhan

Oleh: Ra Azis Ashari (Ketua PD. Muhammadiyah Pamekasan)

Dalam kondisi apapun kita harus tetap berbuat baik, karena kita tidak pernah tahu jadwal kembali kita kehadapan Allah SWT.

Dalam kondisi apapun kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah, apapun yang terjadi, barangkali itu akan menjadi ibadah kita yang terbaik, karena khusnuddzan itu ibadah, sedang khusnuddzan itu biasanya buah dari kesabaran, ketawakkalan, yang kesemua itu bagian dari keyakinan kita akan takdir Allah SWT.

إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
“Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hambaku padaku, dan aku bersamanya ketika ia menyeruku” (HR. Muslim no. 4849).

Setiap kita memperjuangkan kebaikan, kita mesti tempuh dengan jalan yang baik, karena yang kita jalani adalah prosesnya, sedangkan hasilnya adalah kehendak Allah dan takdir yang telah digariskan-Nya. Kalau usaha dalam memperjuangkan kebaikan berhasil maka akan menjadi kebaikan baik bagi diri maupun orang banyak, kita akan mendapat pahalanya, tetapi ketika kita gagal, kita sudah berusaha melakukannya dan kita sudah punya jawabannya dihadapan Allah Ketika dipertanyakan kelak.

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (al-Ankabut: 69).

وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (al-Ankabut:6).

Bahwa kita setiap saat senantiasa menorehkan jejak langkah hidup kita, sedang Allah senantiasan menyaksikan segala keadaan kita, dan para malaikat senantiasa mencatat baik buruknya, maka kita harus senantiasa berusaha melangkahkan kaki kita untuk hal-hal yang baik, menghabiskan waktu untuk kegiatan yang produktif dan bermanfaat, menginvestasikan kemampuan dan kekuatan kita untuk hal-hal yang dapat mendatangkan keridhaan Allah SWT.

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا ࣖ

Diletakkanlah kitab (catatan amal pada setiap orang), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali mencatatnya.” Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun. (QS Al-Kahf: 49).

Maka setiap kita, harus mengetahui apa saja perbuatan baik yang dapat menghadirkan rahmat Allah dan apa saja perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah kepada kita baik didalam kehidupan dunia ini maupun kehidupan akhirat kelak.

Setiap kita oleh Allah SWT diberikan potensi dan kuasa (1) mengetahui, memahami ayat-ayat Allah kauniyah dan Qouliyahnya. (2) memilih pengerjaan amal perbuatan antara yang baik dan buruk, yang shalih dan yang salah serta yang betul atau yang batil. Allah telah memberikan perangkat kepada kita berupa hati dan akal. Firman-Nya (Qs. Al-Insan: 2-3)

إِنَّا خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.(Al-Insan: 2).

إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.(Al-Insan:3).

Oleh karenanya, agar kita senantiasa berada di jalur yang tepat, yang diridhoi Allah, maka kita harus menguatkan iman kita kepada Allah dan pada apa saja yang telah ditetapkan-Nya. Kemudian menyempurnakan iman itu dengan mengerjakan amal-amal kebajiakan yang sesuai dengan sunnah Nabi Saw.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (Al-Bayyinah:7)

جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al-Bayyinah: 8).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *